Masyarakat jawa mempunyai iktikad asal di dalam kehidupan masyarakatnya, yaitu iktikad animisme dan dinamisme. Lantas, datangnya hindu, budha dan islam mendorong terciptanya kebudayaan Jawa yang beranasir lebih kompleks. Masuknya ketiga agama tersebut kedalam masyarakat Jawa tidak serta merta menghilangkan citarasa dan bentuk pengagungan yang sebelumnya dipakai dalam kepercayaan-kepercayaan dalam masyarakat jawa (http://kabartersiar.wordpress.com), dengan demikian, terbentuklah akulturasi antara budaya Jawa yang berkaitan dengan iktikad yang di anut serta agama-agama yang tiba lalu di tanah Jawa.
Ritual Padusan merupakan budaya akulturasi Jawa dan Islam yang bertujuan menyucikan diri memasuki bulan Ramadhan keesokan harinya. Padusan berasal dari kata adus dalam bahasa Jawa artinya “mandi” (http://metrotvnews.com). Mengenai sejarah awal dilakukan padusan belum diketahui secara pasti, namun logikanya yakni bahwa bulan ramadhan dianggap sebagai bulan suci yang penuh rahmat bagi umat islam diseluruh dunia. Lantas, umat islam diseluruh dunia tersebut mempunyai cara tersendiri untuk menyambutnya, begitu pula umat islam di tanah air, masing-masing suku yang beragama islam di setiap daerah, mempunyai tradisi untuk menyambutnya, termasuk pada masyarakat jawa yang menyambut ramadhan dengan membersihkan diri (mandi) sebelum menjalankan ibadah puasa selama sebulan penuh.
Tradisi serupa juga sanggup ditemukan pula pada masyarakat yang berasal dari ranah Minang, yang dikenal dengan balimau (http://hums07.multiply.com), dan pada masyarakat Sunda dikenal dengan munggahan (http://ridu.web.id).
Bagi sebagian masyarakat Jawa, tradisi padusan menyambut datangnya bulan Puasa, dilaksanakan sehari menjelang tanggal 1 bulan Ramadan. Adat Padusan merupakan mandi besar ini, yang di lakukan oleh sebagian warga dengan mendatangi banyak sekali tempat yang di anggap airnya bersih.
Mandi atau membersihkan diri dengan mandi besar sebelum menjalankan Ibadah Puasa Romadhon biasanya di lakukan dengancara berombongan. Dalam aktifitas ini, warga ada yang menentukan tempat mandi semisal, di sebuah telaga, Kolam renang, laut, serta sumber mata air atau sungai sebagai tempat untuk membersihkan diri, biar di dalam menunaikan ibadah puasa sudah bersih lahir batin.
Tentu saja tempat-tempat yang di pakai untuk mandi atau padusan jelang Romadhon tersebut berdampak lokasi menjadi ramai, alasannya yakni kedatangan rombongan wisatawan Padusan. Di Yogyakarta sendiri biasanya, sehari menjelang bulan suci Ramadhan, tradisi padusan sudah ramai di banyak sekali tempat, hal ini alasannya yakni Padusan mempunyai kekentalan sosial di masyarakat Yogyakarta, sampai padusan ini mempunyai tradisi yang unik.
Di Sleman setidaknya ada 4 (empat) lokasi yang biasa dipakai untuk tradisi padusan secara massal, yaitu Umbul Pajangan Pendowoharjo Sleman, Sendang Klangkapan Margoluwih Seyegan, Sendang Ngepas Lor Donoharjo Ngaglik, dan Umbul Temanten Umbulharjo di Cangkringan. Sedangkan di kabupaten Bantul biasanya di laksanakan di Pantai Selatan, menyerupai Parangtritis.
Semoga Infonya bermanfaat
