Skip to main content

Status Finansial Inter (Sampai Final 2011)

 sistem patronasi di Italia memang masih cukup kental Status Finansial Inter (Sampai Akhir 2011)
Tak dipungkiri, sistem patronasi di Italia memang masih cukup kental. Hampir semua klub masih bergantung kepada kekayaan sang pemilik. Untung-rugi masih berupa jurang yang cukup tinggi. Demi mencapai prestasi, seorang pemilik pun tak ragu menggelontorkan dana besar tanpa melihat risiko yang mengadang.
Inter salah satunya. Sejak Massimo Moratti mengambil alih tampuk pimpinan, selama 16 tahun, I Nerazzurri telah merugi mencapai 1,3 miliar euro. Tapi semua kerugian tersebut bisa tertutupi berkat suntikan dana langsung sang patron. Namun, sistem ibarat itu kini mulai ditinggalkan. Demi menyesuaikan diri dengan hukum Financial Fair Play yang akan dimonitor UEFA pada animo 2013-14, Inter harus bisa membiayai semua kerugian dengan pendapatan murni klub.
Banyak yang menyangsikan kemampuan Inter. Tradisi yang sudah mengakar selama belasan tahun tentu sulit dihilangkan. Toh, Moratti tetap optimistis. “Filosofi klub untuk dua tahun mendatang ialah menyeimbangkan neraca keuangan. Kami akan melaksanakan apa pun semoga bisa mencapainya,” ucap Moratti setahun silam.
Program-program “tak populer” pun mulai diterapkan. Mulai dari penjualan pemain bintang bergaji tinggi sampai penerapan salary cap. Hasilnya mulai terlihat. Meski masih merugi, rapor keuangan Inter menawarkan pergerakan ke arah lebih baik.

Inter berusaha keras menurunkan kerugian sampai 45 juta euro per tahun. Sebab itulah batas toleransi dari UEFA untuk Inter semenjak diberlakukannya Financial Fair Play yang akan efektif terhitung pada 2012-13. Musim selanjutnya angka tersebut akan terus diturunkan secara berkala. Pada 2015-16, angka kerugian maksimal yang bisa ditoleransi UEFA ialah 30 juta euro. Lalu periode berikutnya pada 2018-19 angka tersebut masih akan menurun.

Dari data yang dilansir La Gazzetta dello Sport, Inter telah menawarkan langkah positif. Jika pada 2007 rugi 206,3 juta euro, pada 2010 menurun jadi 67,5 juta euro. Terget pada 2011 bergotong-royong terus turun ke angka 60 juta euro. Sayang pada 2011 sasaran tersebut tidak tercapai. Kerugian Inter naik sedikit atau menjadi 84,6 juta euro.
*) Tren Kerugian Inter
Tahun
Rugi
2007
206,3 juta euro
2008
145,9 juta euro
2009
153,5 juta euro
2010
67,5 juta euro
2011
84,6 juta euro


PENGHEMATAN GAJI
Pada 2011 lalu, administrasi Inter menerapkan salary cap. Gaji pemain inti maksimal tiga juta euro per musim. Pengecualian hanya diberikan kepada beberapa pemain bintang. Selain pengetatan gaji, pemain bergaji tinggi ibarat Samuel Eto’o, David Suazo, dan Amantino Mancini juga dilepas. Sebagai gantinya menajemen mendatangkan pemain muda bergaji rendah.

Dari kebijakan ini administrasi bisa menghemat pengeluaran honor tahunan sebesar 17,9 juta euro. Gaji tertinggi di Inter sendiri masih dipegang oleh Wesley Sneijder, yakni 6 juta euro per tahun. Dan, kalau pada kesudahannya Sneijder benar-benar dilepas paling lambat pada animo panas mendatang, tentu akan kuat signifikan terhadap pemangkasan pengeluaran honor pemain. Namun, Inter tentu tak akan sembarangan dalam melepas seluruh pemain bintangnya. Pertimbangan keseimbangan kekuatan tim tentu masih harus diperhitungkan.

Inter sendiri berada di urutan kedua dari 20 klub Serie-A dengan pengeluaran honor tertinggi. Total selama setahun Inter menggelontorkan 145 juta euro untuk membayar honor para pemainnya. Hanya kalah dari AC Milan yang mengeluarkan sebesar 160 juta euro per tahun. Zlatan Ibrahimovic masih memegang status pemain bergaji tertinggi di Milan maupun Serie-A, dengan 9 juta euro per musim.
Yang menarik Juventus. Mereka berada di urutan ketiga klub dengan pengeluaran honor tinggi. Total, Si Nyonya Tua harus menggelontorkan biaya 100 juta euro untuk honor pemain. Termasuk honor tertinggi yang dimiliki Gianluigi Buffon senilai 6 juta euro per tahun. Akan tetapi, pengeluaran Juventus sepertinya akan berkurang drastis seiring kepergian Amauri ke Fiorentina, dan kemungkinan hengkangnya Luca Toni serta Vincenzo Iaquinta. Maklum, ketiganya termasuk pemain bergaji tinggi di Juventus. Amauri memperoleh 4 juta euro, sementara Toni dan Iaquinta sama-sama mengantongi 3 juta euro per tahunnya. Jika Toni dan Iaquinta menyusul Amauri, berarti Juventus akan berhemat sebesar 10 juta euro.
Inter sendiri bisa saja mengambil kebijakan serupa andai berani melepas Sneijder (gaji: 6 juta euro), Diego Milito (4,5 juta euro), Maicon (4 juta euro), Cristian Chivu (3,5 juta euro), atau Thiago Motta (3 juta euro). Apalagi beberapa pemain dengan honor tak terlalu tinggi ibarat Andrea Ranocchia (1,50 juta euro), Ricky Alvarez (1 juta euro), Yuto Nagatomo (0,70 juta euro), atau Andrea Poli dan Philippe Coutinho (0,60 juta euro) sudah menawarkan kemajuan pesat.
*) Pemain gres 2011-12
Nama
Gaji bersih
Gaji kotor
Diego Forlan
3,5 juta euro
7 juta euro
Gianpaolo Pazzini
2,5 juta euro
5 juta euro
Andrea Ranocchia
1,5 juta euro
2,5 juta euro
Jonathan
1,2 juta euro
2,5 juta euro
Ricardo Alvarez
1 juta euro
2,5 juta euro
Emiliano Viviano
1 juta euro
3 juta euro
Yuto Nagatomo
0,7 juta euro
3 juta euro
Luc Castaignos
0,4 juta euro
1,4 juta euro
Mauro Zarate*
2 juta euro
5 juta euro
Andrea Poli*
0,6 juta euro
1,8 juta euro
Jumlah gaji
33,7 juta euro
*) Pemain dilepas 2011-12
Nama
Gaji bersih
Gaji kotor
Samuel Eto’o
8 juta euro
20 juta euro
Davide Santon
1 juta euro
2 juta euro
Amantino Mancini
3,5 juta euro
7 juta euro
David Suazo
3,2 juta euro
6,4 juta euro
Jonathan Biabiany
0,8 juta euro
1,6 juta euro
Victor Obinna
1 juta euro
2 juta euro
Nelson Rivas
1 juta euro
2 juta euro
Marco Materazzi
1,5 juta euro
3 juta euro
Goran Pandev*
3 juta euro
6 juta euro
McDonald Mariga*
0,8 juta euro
1,6 juta euro
Jumlah gaji
51,6 juta euro
Total Penghematan: 17,9 juta euro
Keterangan: * Pemain status pinjaman/ dipinjam

PEMASUKAN DARI BURSA TRANSFER
Inter Milan di bawah Moratti terkenal sebagai tim yang selalu boros di bursa transfer. Selama 12 tahun sampai pengujung 2009 saja, total pengeluaran mereka mencapai 473 juta euro. Tapi semenjak 2009-10 kebijakan mereka berubah drastis. Inter mulai berusaha menghasilkan uang dari bursa transfer. Tiga animo terakhir, Inter hanya menggelontorkan dana 24 juta euro di bursa transfer.
Meski pada kala Jose Mourinho beberapa pemain bintang ibarat Samuel Eto'o, Diego Milito dan Wesley Sneijder dihadirkan, namun semua bisa tertutup berkat pendapatan dari menjual Zlatan Ibrahimovic ke Barcelona senilai 54 juta euro, Jonathan Biabany ke Parma (5 juta euro), dan Maxwell ke Barcelona (4 juta euro) pada 2009 lalu. Selain itu, penjualan pada tahun berikutnya pun cukup mengesankan, yakni melepas Mario Balotelli ke Manchester City (31 juta euro), Nicolas Burdisso ke AS Roma (8 juta euro) dan Mattia Destro ke Genoa (5 juta euro). Pun ditambah biaya kompensasi sebesar 16 juta euro yang dibayar Real Madrid untuk memboyong Jose Mourinho.

“Mulai kini kami lebih fokus menjual pemain. Setelah mendapatkan uang dari penjualan, kami gres bisa berpikir perihal pembelian,” kata Direktur Umum Inter Milan, Ernesto Paolillo.
Atas dasar hal itu, tak heran kalau belakangan Inter terlihat getol membeli pemain-pemain berusia muda yang namanya bahkan masih cukup asing. Sebut saja Ricky Alvarez, Jonathan, Luc Castaignos, atau yang sudah tiba sebelumnya Philippe Coutinho. "Sekarang kami memburu pemain muda dengan potensi besar, pemain yang akan kami kembangkan," tutur administrator teknik Inter, Marco Branca.

*) Transaksi di bursa transfer lima animo terakhir
Musim
Untung/ Rugi
2011-12
0
2010-11
(+) 19
2009-10
(+) 15
2008-09
(-) 53
2007-08
(-) 26
Keterangan: Dalam juta euro

PENDAPATAN TERUS NAIK
Berdasarkan data Deloitte, pendapatan Inter dari tahun ke tahun selalu naik. Untuk periode 2010, Inter mengantongi 225 juta euro. Artinya, kalau dihitung semenjak 2006, pendapatan Inter mengalami pertumbuhan 13 persen tiap tahunnya.

Saat ini Inter keluar sebagai klub dengan pendapatan terbesar nomor sembilan dunia dan terbesar kedua di Italia sesudah AC Milan. Sayangnya, pemerataan sumber pendapatan Inter kurang bagus. Sekitar 62 persen di antaranya disumbang oleh hak siar televisi. Pendapatan dari tiket hanya 17 persen, sementara sisi komersial 21 persen.
Pendapatan Inter


HAK SIAR TELEVISI, TIKET STADION, & SISI KOMERSIAL
Selain mengetatkan ikat pinggang, Inter harus bisa meningkatkan pendapatan klub lebih besar lagi. Saat ini pendapatan Inter berasal dari tiga sumber yakni hak siar televisi, tiket stadion, dan sisi komersial.
Untuk hak siar televisi, pendapatannya sudah susah ditingkatkan lagi. pasalnya, dikala ini Inter merupakan klub dengan pendapatan hak siar terbesar di Italia. Sektor yang masih bisa ditingkatkan lagi ialah pendapatan tiket dan sisi komersial.
Inter bergotong-royong punya modal besar untuk meningkatkan pendapatan dari sektor tiket stadion. Ingat, dikala ini, jumlah penonton langgar Inter di Giuseppe Meazza ialah yang terbanyak di Italia. Mereka mengalahkan AC Milan, AS Roma, dan Juventus.
Sebagai pola bisa dilihat dari tingkat kepenuhan stadion. Musim lalu,jumlah penonton Inter tiap pertandingan mencapai 58 ribu penonton. Terbanyak di Italia. Jumlah penonton Milan ada di daerah kedua, yakni sekitar 50 penonton tidap laga. Peringkat ketiga diisi Napoli, yakni 45 ribu penonton per pertandingan.
Fakta itu menciptakan pendapatan tiket stadion Inter menjadi yang terbesar di Italia, yakni 33 juta euro per musim. Sayang, meski terlihat besar, pendapatan tersebut tidak ada apa-apanya dibanding pendapatan tiket stadion klub-klub Inggris. Dibanding Manchester United, pendapatan Inter tidak lebih dari seperempatnya.
Penyebab utama minimnya pendapatan tiket stadion alasannya status Giuseppe Meazza yang menjadi milik pemerintah kota. Tiap tahunnya, Inter harus membayar sewa 4,5 juta euro.
Selain itu, Inter juga hanya bisa mengoptimalkan pendapatan dari stadion ketika ada pertandingan. Padahal, di klub-klub Inggris dan Jerman, klub bisa mendapatkan pendapatan dari kunjungan wisatawan ke stadion. “Di Eropa, stadion bisa menghasilkan uang selama tujuh hari penuh. Sementara itu, kami tidak bisa melakukannya alasannya masih menyewa ke pemerintah kota,” keluh Direktur Umum Inter, Ernesto Paolillo.
Secara keseluruhan, pertumbuhan pendapatan Inter selama lima tahun terakhir hanya sebesar 13 persen. Dari 188 juta euro menuju 213 juta euro. Tak heran, ibarat klub-klub Italia lain, lebih banyak didominasi pemasukan Inter memang didapat dari hak siar televisi, yakni sekitar 124 juta euro. Berdasarkan data yang dikeluarkan FIGC, Serie-A merupakan kompetisi yang pemasukannya paling bergantung kepada hak siar televisi (65%). Bandingkan dengan Prancis (60%), Inggris (50%), Spanyol (38%), dan Jerman (32%).
Pada 2010 lalu, Inter juga menerima pemasukan cukup besar dari hak siar televisi, yakni mencapai 138 juta euro. Angka itu diraih berkat performa di kancah domestik, dan Liga Champions, di mana Inter berhasil melaju ke final dan tampil sebagai juara. Namun, tak selamanya mereka harus bergantung pada hak siar televisi. Keseimbangan masuknya laba dari lubang lain pun harus dipertimbangkan. Hal ini yang tentunya masih menjadi pe-er bagi jajaran direksi La Beneamata demi mengikuti Financial Fair Play yang dimainkan UEFA.
(Grafik & data: FIGC, Transfermarkt, Swiss Ramble, La Gazzetta, Deloitte, dll)

(sumber: http://inter-milan-indonesia.blogspot.com)

Popular posts from this blog

Rencana-Rencana Atau Het Plan

Sebagaimana kita ketahui bahwa negara Indonesia yaitu suatu organisasi yang mempunyai tujuan. Tujuan negara Indonesia tersebut termuat dalam alinea keempat Undang-Undang Dasar 1945, yang menyiratkan bahwa negara Indonesia yaitu negara h u kum yang menganut welfare state . Sebagai suatu negara h u kum yang bertujuan untuk mensejahterakan warganya, setiap kegiatan pemerintah di samping harus diorientasikan pada tujuan yang hendak dicapai juga harus menjadikan h u kum yang berlaku sebagai aturan dan pola dalam kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat. Oleh lantaran itu aturan harus menjadi pengarah dalam membangun untuk membentuk masyarakat yang hendak dicapai sesuai dengan tujuan kehidupan berbangsa dan bernegara. Pemerintah yang merupakan bab dari organisasi negara menjalankan kegiatannya untuk mencapai tujuan negara dengan mengacu pada aturan manajemen negara sebagai aturan acara pemerintahan dan memfungsikannya sebagai pengarah pencapaian tujuan yang sebelumnya telah ...

Perbandingan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 Dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Perihal Pemerintah Daerah

BAB I PENDAHULUAN Undang-undang akan selalu berubah mengikuti zaman. Hal ini dikarenakan tidak semua pasal dalam undang-undang pas atau sesuai untuk diterapkan disepanjang zaman. Demikian juga dengan undang-undang perihal Pemerintahan Daerah. Dulu undang-undang yang dipakai ialah UU No. 5 tahun 1974, kemudian seiring berjalannya waktu diganti menjadi UU No. 22 tahun 1999. dan yang terakhir dipakai kini ialah UU No. 32 tahun 2004. Sebelum UU No.5 digunakan, terlebih dahulu ada UU No.18 tahun 1965. Mengenai Pemerintahan Daerah, diatur dalam Pasal 18 Undang-Undang Dasar 1945 yang selengkapnya berbunyi: “Pembagian Daerah Indonesia atas daerah besar dan kecil dengan bentuk susunan pamerintahannya ditetapkan dengan UU dengan memandang dan mengingati dasar permusyawaratan dalam sistem Pemerintahan Negara, dan hak-hak asal-usul dalam Daerah-Daerah yang bersifat istimewa ” Dari ketentuan pasal tersebut sanggup ditarik kesimpulan sebagai berikut: Wilayah Indonesia dibagi ke ...

New Jersey Home Away Inter 2012 - 2013

New Jersey Home Away Inter 2012 - 2013  Jersey Home  Jersey Away Sumber foto: inter.it